Monday, September 08, 2008

Taat!

Saya mempunyai salah satu ayat favorit di Alkitab yang merupakan ayat yang luar biasa. Mungkin di antara kita ada yang sudah sering membaca atau mendengarnya. Ayat tersebut adalah Matius 26:39. Di sana dikatakan:
Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
Ya, saya tahu bahwa sebagian besar di antara kita pasti sudah mengetahui dan sering mendengar ayat ini, khususnya di saat2 menjelang Paskah. Bahkan mungkin beberapa sudah hafal ayat ini di luar kepala tanpa perlu membuka Alkitab. Namun sebenarnya apa sih yg luar biasa dari ayat ini?
 
Oke, saya tidak akan panjang lebar dan basa-basi lagi. Hal yang luar biasa di sini adalah ketaatan Yesus pada saat jam-jam terakhir kehidupan-Nya di muka bumi ini sebagai manusia. Secara manusia Ia sangat ketakutan, bahkan mungkin lebih dari semua ketakutan yang pernah kita miliki seumur hidup kita. Ia akan diserahkan ke tangan orang-orang fasik untuk dibunuh. Dan Ia tahu itu! Ia mempunyai kesempatan untuk menolak perintah itu dan lari untuk menyelamatkan diri. Karena pada saat Tuhan Yesus sedang berdoa, tidak ada orang-orang yang sedang mengawasi-Nya. Namun seperti yang kita semua ketahui, Ia tidak pernah melarikan diri dari panggilan-Nya.
 
Saudara, pernahkah kita mengalami kejadian seperti ini? Mungkin kejadiannya tidak seekstrim yang dialami oleh Tuhan Yesus, namun hal yg menyerupai ini. Kita diperhadapkan kepada suatu hal yang akan merugikan kita. Kita tidak harus melakukan hal itu, namun Roh Kudus menyuruh kita untuk melakukannya (entah melalui hati kita atau melalui orang lain di sekitar kita).
 
Saya akan beri sebuah contoh:
Suatu ketika dalam perjalanan kami sekeluarga dari luar kota (saya lupa tepatnya), saya duduk di depan di samping pengemudi mobil yang kami naiki. Pengemudinya tidak lain adalah adik saya sendiri. Ketika itu hari sudah sore, tetapi matahari masih bersinar dengan terangnya. Pada saat itu kami akan melewati sebuah rel yang melintang di jalan raya. Rel tersebut bukan melintang secara tegak lurus seperti kebanyakan rel, namun melintang secara menyerong. Pada saat itulah, tiba-tiba sepeda motor di depan kami yang dikendarai oleh sepasang suami istri yang sudah cukup berusia jatuh di depan mobil kami karena terperosok ke rel tersebut. Kami yang di dalam mobil tentunya sangat terkejut dan yang tadinya mengantuk jadi tidak mengantuk lagi karena terkejut.
 
Pada saat itu, papa saya menyuruh saya yang duduk di depan untuk turun dan memberikan segelas aqua kepada pasangan tersebut. Ketika akan turun, saya sedikit ragu-ragu. Apakah tindakan yang saya lakukan ini benar? Bagaimana kalau seandainya orang-orang yang ada di sekitar itu menjadi salah sangka dan mengira mobil kami telah menyerempet sepeda motor itu dari belakang? Bagaimana jika pasangan itu ingin memanfaatkan keadaan itu dan berkata bahwa kami telah menabraknya. Kami bisa berada dalam masalah yang besar jika itu terjadi!
 
Guys, sering kali kita dihadapkan pada masalah yang seperti ini. Ketika kita diminta untuk melakukan hal yang benar, kadang2 hal itu akan merugikan kita. Misalnya di kelas kita ada teman yang menyontek dan guru kita bertanya kepada kita, maukah kita mengatakannya meskipun itu merugikan kita? Ketika di tempat kerja kita ada rekan kerja yang berlaku curang dan merugikan perusahaan, beranikah kita mengungkap hal itu? Atau kita lari dari hal itu dan tidak mau dirugikan karena perbuatan benar kita?
 
Guys, ketika Tuhan Yesus dihadapkan pada hal ini dalam ayat yang kita baca, Ia bisa saja melarikan diri tanpa harus melakukan pengorbanan ini. Namun, apa yang dilakukan-Nya sangat luar biasa. Ia memiliki suatu integritas dan ketaatan yang patut kita semua tiru. Meskipun nyawa-Nya harus dikorbankan, namun Ia tetap tunduk dan taat pada apa yang diperintahkan Bapa kepada-Nya.
 
Ketika mobil kami berhenti dan saya selesai berpikir, saya segera turun dari mobil dan memberikan aqua gelas itu kepada ibu2 yang digonceng itu. Kejadian ini sudah lama sekali, sudah beberapa tahun yang lalu. Namun saya masih ingat bagaimana saat itu saya dengan tangan yang gemetar membantu membukakan gelas aqua itu dan memberikannya pada ibu itu. Setelah mobil berjalan lagi, saya merasa sangat lega dan ada damai di hati saya.
 
Bagaimana dengan kita saat ini? Pernahkah kita merasa Roh Kudus berbicara kepada kita untuk melakukan sesuatu? Apakah kita melakukannya dengan taat? Ataukah kita menolak untuk melakukannya karena hal itu tidak mendatangkan keuntungan bagi kita?
 
Anda sendiri yang memutuskan.
GBU


...read more on "Taat!"!