Friday, August 15, 2008

Lebih Dari Pemenang

Tadi pagi ketika sedang bersiap-siap untuk berangkat ke kantor, lagu ini timbul dalam hati saya dan saya menyanyikan lagu ini di kamar. Dan saya terus menyanyikannya di perjalanan menuju ke kantor.

Ketika saya menyanyikan lagu ini dalam hati saya, roh saya menjadi kuat. Dan tiba-tiba timbul pertanyaan dalam hati saya. Kalo saya menyanyi lebih dari pemenang, terus pertempuran apa yang harus saya menangkan ya. Tentu saja kalau ada pemenang pasti ada yang kalah. Apabila ada yang menang dan ada yang kalah, berarti pasti ada pertempuran. Kalau tidak ada apa-apa, tidak mungkin bisa dikatakan ada pemenangnya. Dua negara yang sedang berdamai tidak mungkin salah satunya mengaku sebagai pemenang atas negara yang satunya.

Apabila kita menyimak lagu ini, kita pasti bisa menemukan jawabannya di sana.

Lirik lagu ini adalah sebagai berikut:

Lebih Dari Pemenang

Dalam S'gala Perkara

...

STOP!!!

Ya, saya sudah tahu jawabannya. Kita harus menjadi lebih dari seorang pemenang DALAM SEGALA PERKARA! Bukan hanya dalam segi rohani saja kita harus menang, tapi dalam segala perkara. Dan ini mencakup hal yang luas sekali. Baiklah, sampai di sini kita sudah bisa melihat bahwa kita harus menjadi lebih dari seorang pemenang. Hmmm, apa sih maksud pernyataan ini? Apakah itu seperti kalau kita bermain catur dan kemudian memenangkan permainan itu?

Saya akan coba jelaskan dengan bahasa saya sendiri yang sederhana. Suatu kali, pendeta saya berkotbah dan membahas mengenai hal ini. Lagu ini diambil dari sebuah ayat Firman Tuhan di dalam Roma 8:37. Di sana dikatakan bahwa kita lebih dari orang-orang yang menang. Dan itu oleh karena Dia yang mengasihi kita. Arti sesungguhnya dalam ayat ini bukanlah saat kita melihat sebuah pertandingan dan melihat salah satu pihak menjadi pemenangnya. Namun, lebih dalam lagi, pemenang di sini bisa diumpamakan seperti seorang tentara yang masuk dalam pertempuran, memenangkan pertempuran itu, dan merebut kota (conqueror). Itulah yang dimaksud dengan lebih dari pemenang!

Wow! Luar biasa sekali. Ternyata bukan sebuah pertandingan biasa yang harus dimenangkan, namun sebuah pertempuran.

"Tapi kita kan hidup di masa damai saat ini. Memang ada perang di sana sini. Tapi negara ini aman. Lalu saya harus bertempur dengan siapa?"

Mungkin itu pertanyaan yang timbul di hati kita saat ini.

Di sini saya akan membahas mengenai suatu pertempuran yang sangat fundamental dan kita hadapi sehari-hari. Saya tidak bilang bahwa hanya ini satu-satunya pertempuran yang harus kita hadapi. Namun ini adalah sebuah pertempuran yang tanpa kita sadari berlangsung sehari-hari di dalam hidup kita.

Apakah itu?

Pertempuran yang akan saya bahas di sini adalah pertempuran melawan diri kita sendiri.

"Hahaha... lucu sekali. Bagaimana mungkin kita bertempur melawan diri sendiri?", mungkin itu yang ada di benak beberapa orang yang membaca pertanyaan di atas.

Tanpa bermaksud menggurui, namun tanpa kita sadari, kita sering kali kalah dalam pertempuran melawan diri kita sendiri. Saya pun juga tidak luput dari hal ini. Dan saya yakin banyak orang yang pernah mengalami kekalahan dari dirinya sendiri.

"Hmm... Apaan sih maksudnya? Ga mudeng..."

Oke, saya akan ajak kita buka satu ayat Firman Tuhan untuk menjelaskan arti pernyataan di atas. Di dalam Markus 14:38 dikatakan "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah."

Saya rasa dengan membaca ayat ini saja beberapa di antara kita sudah mulai memahami ke mana arah pembicaraan ini :) Untuk lebih jelasnya kita lihat versi Bahasa Indonesia Sehari-hari: "Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Berjaga-jagalah, dan berdoalah supaya kalian tidak mengalami cobaan. Memang rohmu mau melakukan yang benar, tetapi kalian tidak sanggup karena tabiat manusia itu lemah.""

Nah! Itu dia! Sekarang sudah lebih jelas lagi. Dalam terjemahan Bahasa Indonesia sehari-hari, ayat ini lebih jelas bahwa tabiat/daging manusia itu lemah dan rentan terhadap godaan. Seringkali kita membangga-banggakan diri sebagai anak Tuhan yang rajin ke gereja dan melayani. Kita juga bangga bahwa kerohanian kita di atas teman-teman kita yang umurnya sebaya dengan kita. Namun, seringkali juga kita jatuh ke dalam dosa yang sama. Jatuh ke dalam godaan yang sama. Jatuh ke dalam lubang yang sama.

Mengapa ini bisa terjadi? Bukankah kita sudah cukup rohani? Bukankah hidup kita sudah berkenan di hadapan-Nya? Bukankah kita sudah melayani-Nya? Mengapa Dia tidak melindungi kita?

Berhenti! Kita tidak perlu memberikan argumen apa pun juga. Tuhan Yesus tidak menyelamatkan kita karena perbuatan baik kita. Bukan karena pelayanan kita. Bukan juga karena kerohanian kita yang sempurna! Dia menyelamatkan kita melalui pengorbanan-Nya karena Dia mengasihi kita. That's the point!

Dan sama seperti perbuatan baik/pelayanan tidak dapat menyelamatkan kita, hal yang sama juga berlaku bahwa pelayanan tidak bisa membuat kita menang atas diri kita sendiri. Jadi bukan perbuatan baik/pelayanan kuncinya.

"Lalu? Apa kuncinya?"

Kuncinya hanya satu. Yaitu kita mendekatkan diri pada Tuhan Yesus, juru selamat kita. Dan mengijinkannya untuk masuk di hati kita melalui Roh Kudus, itulah kuncinya. Caranya?

Nah, caranya ini ada banyak. Mungkin saya tidak akan bisa meng-cover semuanya di sini.

Ada beberapa cara di sini:

1. Perbanyak jam doa kita. Berkomunikasilah lebih sering dengan-Nya. Dia adalah Papa kita secara rohani dan Dia akan selalu menerima kita anak-anakNya.

2. Dengarkanlah suara-Nya melalui Firman Tuhan. Renungkan itu siang dan malam kata Firman Tuhan. Dengan begitu kita akan mengerti isi hati-Nya.

3. Nyanyikanlah pujian dan penyembahan dari hatimu. Karena dengan itu roh kita akan dikuatkan kata Firman Tuhan.

4. Bersekutulah dengan saudara seiman. Dengan cara itu kita akan bisa terus menjaga kerohanian kita untuk menangkal setiap cobaan yang datang.

Empat poin di atas hanyalah langkah-langkah yang sederhana yang bisa kita lakukan. Tentunya masih ada langkah2 yang lainnya yang bisa kita lakukan.

Saya yakin asalkan kita mempunyai motivasi yang kuat, maka kita bisa menemukan cara kita sendiri. Seperti cara kita mendekati orang tua kita, seperti itulah banyaknya cara yang bisa dilakukan. Saya sanggup kita pasti bisa melakukannya karena kita sudah ditebus dengan darah-Nya yang mahal.

Apabila ada yang masih bingung dan memerlukan bimbingan, silakan hubungi pendeta atau pembimbing rohanimu. Atau bisa juga dengan memberi comment di sini. Saya akan langsung merespon setiap comment begitu saya membuka blog ini karena setiap comment sangat dihargai :D

So? Tunggu apa lagi?
Ubah hidupmu dan jadilah lebih dari pemenang!

GBU!


No comments: